Sabtu, 28 Januari 2023

Teknologi yang digunakan dalam pengelolaan infrastruktur IT

Container

Container adalah sebuah teknologi yang memungkinkan aplikasi untuk dijalankan dalam lingkungan yang terisolasi dan dapat dibawa ke mana saja. Container mengepak aplikasi beserta semua dependensi yang dibutuhkan sehingga aplikasi dapat dijalankan di mana saja tanpa tergantung pada lingkungan sistem yang berbeda.

Container menggunakan teknologi virtualisasi OS (Operating System) untuk menciptakan lingkungan yang terisolasi, sehingga aplikasi dapat dijalankan dengan aman dan stabil di lingkungan berbeda. Hal ini dicapai dengan menggunakan kernel dari sistem operasi yang sama, sehingga container dapat berbagi kernel dengan sistem operasi host.

Secara teknis, container dapat digambarkan sebagai sebuah proses yang dijalankan dalam lingkungan yang terisolasi. Container memiliki namespace dan cgroup yang digunakan untuk mengontrol akses ke sumber daya seperti memori, CPU, dan jaringan. Ini berarti bahwa setiap container dapat memiliki pengaturan sumber daya yang berbeda dan tidak akan terpengaruh oleh container lain.

Container juga menyediakan mekanisme untuk mengelola dependensi aplikasi seperti library dan konfigurasi. Container dapat dibundle dengan semua dependensi yang dibutuhkan, sehingga aplikasi dapat dijalankan tanpa harus mengkonfigurasi lingkungan yang berbeda.

Container dapat dikelola dengan menggunakan berbagai alat seperti Docker, Kubernetes, dan lainnya. Alat-alat ini memungkinkan untuk mengelola container secara massal, membuat cluster container, dan mengelola skala aplikasi.

Container menawarkan banyak manfaat seperti portabilitas, efisiensi sumber daya, dan keamanan. Container memungkinkan untuk menjalankan aplikasi di berbagai lingkungan, seperti di lingkungan development, staging, dan produksi tanpa harus mengkonfigurasi lingkungan yang berbeda. Container juga dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi sumber daya dengan menjalankan beberapa aplikasi dalam satu sistem operasi. Dan Container dapat digunakan untuk meningkatkan keamanan dengan menjalankan aplikasi dalam lingkungan yang terisolasi.


Decker

Docker adalah sebuah platform yang digunakan untuk mengelola container. Platform ini menyediakan alat-alat yang digunakan untuk membuat, mengelola, dan menjalankan container. Docker memungkinkan untuk mengelola container secara massal, membuat cluster container, dan mengelola skala aplikasi.

Docker menyediakan alat-alat seperti Docker Engine, Docker Hub, dan Docker Compose untuk membuat dan mengelola container. Docker Engine adalah komponen inti dari Docker yang digunakan untuk membuat dan menjalankan container. Docker Hub adalah repositori container yang dapat digunakan untuk menyimpan dan berbagi container. Docker Compose adalah alat yang digunakan untuk mengelola aplikasi yang terdiri dari beberapa container.

Docker menyediakan mekanisme untuk membuat container dengan menggunakan file konfigurasi yang disebut Dockerfile. Dockerfile digunakan untuk menjelaskan bagaimana container harus dibangun dan di-configure. Dockerfile menjelaskan dependensi yang dibutuhkan, konfigurasi yang diperlukan, dan bagaimana aplikasi harus dijalankan.

Docker juga menyediakan fitur untuk mengelola container yang berjalan. Fitur ini termasuk mengontrol akses ke sumber daya, mengelola jaringan, dan mengelola data. Docker juga menyediakan fitur untuk mengelola skala aplikasi dengan menjalankan beberapa container dari aplikasi yang sama.

Docker juga menyediakan fitur untuk mengelola cluster container dengan menggunakan alat seperti Docker Swarm dan Kubernetes. Docker Swarm digunakan untuk mengelola cluster container yang dijalankan di dalam Docker Engine. Kubernetes adalah platform yang digunakan untuk mengelola cluster container yang dijalankan di dalam berbagai infrastruktur.

Docker menjadi sangat populer dalam beberapa tahun terakhir karena kemampuannya untuk mengelola container secara efisien dan mudah digunakan. Kelebihan lainya Docker sangat portable, dapat digunakan di berbagai platform seperti Linux, Windows dan MacOS. Dan juga menyediakan repositori container yang dapat digunakan untuk berbagi dan mengambil container yang dibutuhkan.


Podman

Podman adalah alat open-source yang digunakan untuk mengelola container di sistem operasi Linux. Alat ini dikembangkan oleh Red Hat dan didukung oleh komunitas open-source. Podman memiliki fitur yang sama dengan Docker, tetapi dikembangkan dengan fokus pada keamanan dan kontrol akses yang lebih baik.

Podman tidak menggunakan daemon seperti Docker, sehingga tidak memerlukan akses root untuk mengelola container. Ini membuat Podman lebih aman daripada Docker, karena tidak ada proses yang berjalan di latar belakang yang dapat dihack atau di-exploit.

Podman menyediakan alat yang sama dengan Docker, seperti podman-run, podman-play, podman-image, dan podman-container, yang digunakan untuk mengelola container. Podman juga menyediakan alat untuk mengelola container yang berjalan, seperti podman-ps dan podman-kill, yang digunakan untuk mengontrol akses ke sumber daya dan mengelola jaringan.

Podman juga menyediakan fitur untuk mengelola skala aplikasi dengan menjalankan beberapa container dari aplikasi yang sama. Fitur ini termasuk podman-generate dan podman-pod, yang digunakan untuk membuat dan mengelola pod. Pod adalah grup container yang dijalankan bersama-sama dan dikonfigurasi untuk bekerja sama.

Podman juga menyediakan fitur untuk mengelola image container dengan menggunakan alat seperti podman-pull dan podman-push. Alat ini digunakan untuk mengambil dan mengunggah image container dari repositori.

Podman sangat sesuai digunakan di lingkungan produksi, karena tidak memerlukan akses root dan memiliki kontrol akses yang lebih baik. Juga kompatibel dengan Docker, sehingga mudah digunakan oleh developer yang sudah familiar dengan Docker. Namun, Podman tidak mendukung fitur-fitur seperti swarm dan kubernetes, sehingga lebih cocok digunakan untuk mengelola container di lingkungan yang lebih kecil.


Kubernetes

Kubernetes adalah sistem orchestration container open-source yang dikembangkan oleh Google. Kubernetes digunakan untuk mengelola, mengatur, dan menyebarkan aplikasi container di lingkungan yang skala besar dan dinamis.

Kubernetes menyediakan cara untuk mendefinisikan, mengkonfigurasi, dan mengelola container yang dijalankan di berbagai node yang terhubung dalam sebuah cluster. Ini memungkinkan aplikasi untuk dijalankan di lingkungan yang aman, tersedia, dan skalabel.

Kubernetes menggunakan konsep pod untuk mengelola container. Pod adalah unit dasar dari orchestration di Kubernetes, yang menyimpan satu atau lebih container yang dijalankan bersama-sama. Kubernetes menyediakan fitur untuk mengelola pod, seperti scaling, rolling update, dan self-healing.

Kubernetes juga menyediakan fitur untuk mengelola jaringan, penyimpanan, dan akses ke sumber daya. Fitur ini termasuk service, ingress, dan volume. Service digunakan untuk menyediakan akses ke pod dari luar cluster, ingress digunakan untuk mengatur akses ke aplikasi dari luar jaringan, dan volume digunakan untuk menyimpan data yang diperlukan oleh aplikasi.

Kubernetes juga menyediakan fitur untuk mengelola skala aplikasi dengan menggunakan konsep replica set dan deployment. Replica set digunakan untuk menjamin adanya pod yang dijalankan dalam jumlah yang ditentukan, dan deployment digunakan untuk mengelola perubahan konfigurasi aplikasi.

Kubernetes dapat digunakan di berbagai lingkungan, termasuk cloud, on-premises, atau hibrida. Kubernetes juga dapat digunakan untuk mengelola aplikasi di lingkungan multi-cloud dengan menggunakan fitur seperti cluster federation dan cluster management.

Secara keseluruhan, Kubernetes merupakan platform yang kuat dan fleksibel untuk orchestration container yang dapat digunakan untuk mengelola aplikasi di lingkungan skala besar dan dinamis. Kubernetes memungkinkan untuk mengelola aplikasi dengan lebih efisien dan menjamin ketersediaan aplikasi. Namun, Kubernetes cukup kompleks dan memerlukan pemahaman yang baik tentang arsitektur, konfigurasi, dan troubleshooting.

 

OpenShift

OpenShift adalah produk platform sebagai layanan (PaaS) yang dikembangkan oleh Red Hat. Ini didasarkan pada Kubernetes dan menyediakan platform untuk menyebarkan dan mengelola aplikasi yang di-containerisasi. OpenShift termasuk konsol web, peralatan perintah-baris, dan API RESTful untuk mengelola aplikasi dan sumber daya mereka.

Salah satu fitur utama dari OpenShift adalah kemampuannya untuk otomatisasi pemasangan, skala, dan pengelolaan aplikasi yang di-containerisasi. Ini memungkinkan para pengembang untuk fokus pada menulis kode, sementara platform menangani infrastruktur yang mendasar.

OpenShift juga menyediakan registry container bawaan, yang memungkinkan pengembang untuk dengan mudah menyimpan dan berbagi gambar container mereka. Selain itu, termasuk beberapa gambar prabuild untuk bahasa dan kerangka kerja umum, seperti Java, Ruby, dan Node.js.

OpenShift juga menyediakan dukungan bawaan untuk pipeline integrasi terus-menerus dan pengiriman (CI/CD), yang memungkinkan pengembang untuk dengan mudah mengotomatiskan proses pembangunan, pengujian, dan pemasangan aplikasi mereka.

OpenShift juga memiliki fitur keamanan bawaan yang melindungi platform dan aplikasi yang berjalan di atasnya. Ini termasuk kontrol akses berdasarkan peran (RBAC), segmentasi jaringan, dan pembaruan keamanan otomatis.

OpenShift tersedia dalam beberapa versi yang berbeda, termasuk OpenShift Online (berbasis cloud), OpenShift Dedicated (dikelola on-premises), dan OpenShift Container Platform (self-managed on-premises).

Secara keseluruhan, OpenShift adalah platform yang komprehensif untuk menyebarkan dan mengelola aplikasi yang di-containerisasi, yang menyediakan berbagai fitur dan alat untuk pengembang dan tim operasi TI.

 

Elasticsearch

Elasticsearch adalah mesin pencari yang didasarkan pada perpustakaan Lucene. Ini adalah mesin pencari dan analitik terdistribusi sumber terbuka yang dirancang untuk menangani volume besar data dengan cepat dan hampir dalam waktu nyata. Elasticsearch umumnya digunakan untuk pencarian teks penuh, analisis kinerja, dan pencatatan.

Salah satu fitur utama Elasticsearch adalah kemampuannya untuk mengindeks dan mencari jumlah besar data dalam waktu nyata yang hampir. Ini menggunakan bahasa kueri berbasis JSON, yang memungkinkan pengguna untuk mencari dan menyaring data berdasarkan bidang dan nilai tertentu. Elasticsearch juga menyediakan kemampuan analitik yang kuat, seperti agregasi dan visualisasi data, yang dapat digunakan untuk mendapatkan wawasan dari data.

Elasticsearch dibangun di atas arsitektur terdistribusi, yang memungkinkannya untuk mengukur secara horizontal dan menangani volume besar data. Ini juga memiliki ketangguhan kesalahan bawaan, memastikan bahwa data tidak hilang bahkan jika sebuah node gagal.

Elasticsearch juga sangat dapat disesuaikan, dengan berbagai plugin dan ekstensi yang tersedia untuk berbagai kasus penggunaan. Plugin ini dapat digunakan untuk menambahkan fungsi seperti keamanan, visualisasi data, dan pembelajaran mesin.

Elasticsearch umumnya digunakan dalam kombinasi dengan produk lain dalam Elastic Stack, seperti Logstash untuk pengumpulan data dan Kibana untuk visualisasi data. Bersama-sama, produk ini menyediakan solusi lengkap untuk pencarian, analisis, dan visualisasi data.

Secara keseluruhan, Elasticsearch adalah mesin pencari yang kuat yang dapat menangani volume besar data dengan cepat dan hampir dalam waktu nyata. Ini sangat dapat disesuaikan, terdistribusi dan sumber terbuka, yang menjadikannya pilihan populer untuk berbagai kasus penggunaan seperti pencarian teks penuh, analisis kinerja, dan pencatatan.


Grafana

Grafana adalah platform visualisasi data open-source yang digunakan untuk memonitoring dan analisis performa sistem. Ini memungkinkan Anda untuk menampilkan data dari berbagai sumber seperti Elasticsearch, Prometheus, InfluxDB, Graphite, dan lain-lain dalam bentuk grafik, tabel, dan panel interaktif. Dengan Grafana, Anda dapat membuat dashboard yang dinamis dan kustomisasi untuk memonitoring performa sistem dan aplikasi, serta memberikan analisis yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang tepat.

Grafana menyediakan seperangkat alat visualisasi yang kuat, seperti grafik garis, batang, area, scatter plot, dan lain-lain. Anda juga dapat menambahkan beberapa plugin untuk mendapatkan fitur tambahan seperti map, heatmap, dan lain-lain.

Grafana juga memiliki fitur alerting, yang memungkinkan Anda untuk menerima notifikasi jika terjadi kondisi yang tidak diinginkan seperti peningkatan latensi atau penurunan kinerja. Ini sangat berguna untuk menjaga kinerja sistem dan aplikasi Anda dalam kondisi yang baik.

Grafana juga dapat digunakan dalam lingkungan yang terdistribusi, seperti cluster Kubernetes, dengan menggunakan plugin Prometheus. Ini memungkinkan Anda untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari beberapa node dalam cluster.

Secara keseluruhan, Grafana adalah platform visualisasi data open-source yang kuat dan fleksibel yang digunakan untuk memonitoring dan analisis performa sistem. Ini menyediakan seperangkat alat visualisasi yang kuat, fitur alerting, dan dapat digunakan dalam lingkungan terdistribusi. Fitur-fitur ini membuat Grafana menjadi pilihan populer untuk memonitoring kinerja sistem dan aplikasi.


Ansible

Ansible adalah alat otomatisasi konfigurasi open-source yang digunakan untuk mengelola infrastruktur IT. Ansible digunakan untuk mengkonfigurasi sistem, menyebarkan aplikasi, dan mengelola perangkat jaringan. Ansible menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan sederhana yang disebut "playbook" untuk menjalankan tugas-tugas otomatisasi. Playbook digunakan untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan pada perangkat yang dikelola, seperti menginstal paket perangkat lunak, mengubah konfigurasi, atau menjalankan skrip.

Ansible menggunakan prinsip "push-based" dalam melakukan otomatisasi, yang berarti bahwa perintah dikirim langsung dari kontrol Ansible ke perangkat yang dikelola. Ansible menggunakan SSH untuk terhubung ke perangkat yang dikelola, sehingga tidak memerlukan agent atau software tambahan pada perangkat yang dikelola. Hal ini membuat Ansible mudah diinstal dan digunakan.

Ansible juga menyediakan fitur "Ansible Tower" yang merupakan platform web untuk mengelola dan menjalankan playbook. Ansible Tower memungkinkan Anda untuk mengelola hak akses, melacak perubahan, dan menjalankan tugas-tugas dari satu tempat. Fitur ini sangat berguna jika Anda bekerja dalam tim dan ingin mengelola perangkat dari satu tempat.

Secara keseluruhan, Ansible adalah alat otomatisasi konfigurasi open-source yang digunakan untuk mengelola infrastruktur IT. Ansible menggunakan playbook yang mudah dipahami dan sederhana untuk menjalankan tugas-tugas otomatisasi. Fitur "push-based" dan tidak memerlukan agent pada perangkat yang dikelola membuat Ansible mudah diinstal dan digunakan. Fitur Ansible Tower juga membuatnya cocok untuk digunakan dalam tim.

Populer